Jenis Biji Pacas Pacas adalah mutasi Bourbon alami yang tumbuh subur di Iklim El Salvador yang tempat pertama kali ditemukan. Berdasarkan cerita bahwa seorang ahli botani yang berkunjung, Dr. Cogwill, diminta untuk memeriksa tanaman yang mereka lihat berjalan sangat baik di pertanian. Pertama kali terlihat di pertanian pada tahun 1930, Don Francisco Pacas menanam kembali 3/4 manzana pertanian dengan stok benih dari beberapa pohon khusus yang pernah dilihatnya di San Rafael. Pohon-pohon ini tampaknya menghasilkan jauh lebih banyak daripada pohon-pohon Bourbon lainnya, dan tampak lebih sehat dan berkembang jauh lebih baik. Bagian pertanian yang ditanam kembali ini menghasilkan 20% lebih banyak daripada bagian lainnya, dan ini dijuluki San Ramon Bourbon. Karena julukan itu, beberapa orang berpikir bahwa itu adalah hibrida antara Typica dan San Ramón, tetapi kemudian dikonfirmasi bahwa itu adalah mutasi alami setelah tes silsilah pada tanaman. Dr Cogwill bermaksud memberi label pada pohon-pohon tersebut dengan nama San Rafael San Ramon Bourbon, tetapi lupa. Ketika dia kembali ke Florida University, dia ingat nama keluarga pemilik pertanian - keluarga Pacas - jadi dia menamai mereka 'Pacas', dan dari situlah nama 'Pacas' varietas lahir.
Karakteristik/CItarasa : Pacas mirip dengan bourbon, tetapi cenderung sedikit kurang manis. Hasilnya panen sekitar 20% lebih tinggi daripada bourbon. Ada beberapa citarasa pacas yang luar biasa, tetapi juga ada beberapa citarasanya yang lebih mengecewakan. Jarang citarasa pacas melebihi citarasa bourbon walaupun dari pertanian yang sama. Jenis Biji Maragogype Yang ini adalah mutasi dari varian Typica. Namun kali ini benar-benar cocok dengan tag mutasinya. Yaitu biji yang BESAR! Kata Maragogype (mar-rah-go-jeepeh) varietas ini awalnya ditemukan di Brasil. Varietas ini muncul pada tahun 1870 di provinsi Maragogipe di Bahia. Tanaman ini sangat khas dengan daunnya yang sangat tinggi dan buah yang besar. Biji kopi / kacang juga sangat khas karena ukurannya yang besar. Hal inilah yang membuat jenis biji kopi ini menarik pandangan mata. Biji ini juga umum terlihat di negara Brasil, Guatemala dan Meksiko. Terkadang Kita berpikir bahwa biji kopi lebih besar adalah kopi yang lebih flavoursome tetapi hal tersebut bukan selalu benar. Hanya ada satu atau dua contoh saja yang memang luar biasa. Kebanyakan kualitas jenis biji ini yang ada dipasaran kurang baik, terlihat tua, mungkin dari proses di pertanian yang kurang baik. Tanaman ini menghasilkan tingkat panen sangat rendah meskipun tanaman ini tumbuh dengan ukuran tinggi, yang dikenal sebagai jenis tanaman Arabika raksasa, karena ukurannya yang sangat tinggi, berdaun besar, ceri yang besar, dll.
Mengenali silsilah Pacamara Jenis Bourbon, berasal di pulau Bourbon (sekarang dikenal sebagai Reunion) dari penanaman di Ethiopia atau mungkin langsung dari Ethiopia, varietas ini memiliki banyak sub-varietals. Mudah terserang hama dan penyakit, dan jelas hasil biasa saja, begitupun citarasanya. Ada beberapa bukti bahwa pohon kopi jenis Yellow Bourbon memberikan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan turunan merah dan oranye, meskipun merah adalah yang paling umum. Jenis ini juga mirip dengan SL28, Typica dan Cattura yang hanya menhasilkan sedikit buah cerinya, jadi Bourbon cenderung menghasilkan citarasa berkualitas sangat tinggi. Terdapat bukti bahwa jenis pohon kopi yang hanya menghasilkan sedikit buah ceri akan semakin tinggi kualitas karena tanaman tersebut dapat menggunakan energinya lebih banyak dan efisien.
Mengenali Silsilah Margogype Jenis Typica tumbuh di seluruh Amerika Tengah, dipulau-pulau, dan beberapa pulau di Indonesia. Tanaman ini memiliki ceri memanjang besar, dengan pohon yang menghasilkan daun tipis yang panjang penampilannya. Jenis ini tumbuh paling baik di tanah agak berpasir dan dari beberapa laporan bahwa jenis tanaman ini tahan banting terhadap hama dan penyakit. Buah ceri yang dihasilkan tanaman ini tidak banyak. Contoh yang terkenal adalah Jamaican Blue Mountain yang merupakan dari varietas Typica. Typica juga dikenal sebagai Criollo di Peru, Bolivia, dan Kolombia. Varietas ini diperkenalkan 100 tahun yang lalu di Piura Andes Peru, karena jenis tanaman ini menyukai dataran yang tinggi.
Pertemuan Paca & Mara Di dalam Departemen Genetika dari Institut Salvador untuk Penelitian Kopi (ISIC) kembali pada tahun 1958. Ada program perkawinan kopi yang menggunakan banyak varian. Salah satu percobaan ini adalah mengawini varietas Pacas dan maragogype. Disitulah partnership terlahir dari dua nama mereka. Pekerjaan laboratorium ini melibatkan individu sampai para ilmuwan mendapatkan tanaman murni yang memberikan bibit ke berbagai jalan untuk menemukan yang terbaik yaitu Kopi yang tahan penyakit, kuat, mengasilkan buah ceri yang banyak, ukuran buah terbesar dan lainnya. Hal ini kemudian digabungkan untuk mendapatkan varietas baru, yaitu kultivar pacamara. Ada masalah kecil dalam menggunakan pacas dan maragogype karena keduanya memiliki gen dominan, sehingga sekitar 10-20% gagal menjadi pacamara, jadi penting hal ini untuk dilihat pada tahap pembibitan / penanaman. Hal ini mudah dilakukan dengan Pacas, namun sedikit lebih banyak perhatian diperlukan pada maragoype. Roasting Biji Kopi Pacamara Pada dasarnya menyangrai biji kopi mempunyai konsep dasar yang tidak berbeda, namun untuk pacamara ukurannya yang lebih besar, berarti ada tehnik roasting yang agak berbeda dari biji yang lain. Pertama, ada masalah pengeringan biji. 80% pertama dari proses pemanggangan mengurangi kadar air dalam kacang dari sekitar 10 atau 12 persen, turun ke hampir nol. Karena biji Pacamara ukurannya besar, dan jika dipanggang terlalu cepat, kadar air di tengah biji kopi itu tidak akan berkurang ke tingkat yang sama seperti pada bagian luarnya. Hal ini dapat menyebabkan hasil sangrai tidak matang di bagian dalam dan terlalu matang pada bagian luar. Yang kedua, Pacamaras cenderung disangrai pada suhu yang sedikit lebih rendah dibanding jenis lain. Hal ini umum untuk jenis biji kopi yang mempunyai ukuran besar seprti Margogype. Proses dasar roasting tetap sama, tetapi umumnya tingakat panas biji tersebut akan menurun bebereapa derajat saat mencapai titik First Crack dan second crack pada proses roasting. Second crack bersifat Exothermic - artinya reaksi kimia yang terjadi di dalam biji kopi menyebabkan panas yang berlebihan yang mempercepat proses sangrai diluar roasting profile yang diinginkan, dan akhirnya biji kopi menjadi gosong. Masalah ketiga dengan Pacamaras, adalah seringkali saat menyangrai Pacamaras akan tampak tidak rata, dan nampak terlihat lighter roast, yang sebetulnya tidak juga seperti itu. Dan yang terakhir, karena ukuran pacamara lebih besar, Pacamara akan memakan ruang pada mesin roaster, sekitar 10% lebih banyak daripada biji kopi lain yang lebih kecil. Ini adalah sesuatu yang harus disadari oleh sang pemanggang, untuk menghindari ketidakkonsistenan dalam proses sangrai pada drum roaster. Credit source
0 Comments
Leave a Reply. |
twenty twenty coffee
Berbagi hal-hal menarik seputar dunia kopi yang Kita bahas dengan informasi terkini bagi para pecinta kopi. Categories
All
Archives
April 2020
|